Mengenal Fenomena Udara Dingin 'Bediding'

Mengenal Fenomena Udara Dingin 'Bediding'

KLATEN - Fenomena 'bediding' merupakan istilah yang merujuk pada fenomena suhu udara dingin yang terjadi di tengah musim kemarau. Dalam konteks klimatologi, ini merupakan fenomena yang normal terjadi berkaitan dengan kondisi atmosfer.
Istilah 'bediding' sendiri berasal dari bahasa Jawa, yakni dari kata 'bedhidhing'. Mengutip dari Kemendikbud, kata bendiding artinya terasa dingin. Itulah kenapa fenomena suhu udara yang dingin di tengah musim kemarau juga disebut bediding.

Apa Itu Fenomena Bediding ?

Fenomena bediding ditandai dengan suhu udara yang turun drastis pada malam hingga dini hari. Fenomena ini sebenarnya adalah hal yang alamiah terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni di bulan Juli sampai dengan September

Penyebab Terjadinya Fenomena Bediding

Pada musim kemarau, tutupan awan sangat minimum, sehingga tidak heran jika pada siang hari, matahari akan terasa sangat terik diiringi dengan peningkatan suhu udara. Hal tersebut karena tidak ada objek di langit yang menghalau sinar matahari, sehingga penyinaran matahari yang notabene merupakan gelombang pendek menjadi maksimum pada siang hari. Sama halnya dengan siang hari, radiasi yang dipancarkan balik oleh permukaan bumi pada malam hari juga optimum karena langit bebas dari tutupan awan. Pancaran radiasi gelombang panjang dari bumi ini diiringi dengan penurunan suhu yang signifikan pada malam hari, dan mencapai puncaknya pada saat sebelum matahari terbit (waktu dimana suhu minimum umumnya tercapai). Oleh karena itu udara di dekat permukaan bumi terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

Masyarakat dihimbau untuk dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca yang terjadi, seperti dengan mengenakan pakaian yang disesuaikan dengan kondisi setempat misalnya dengan jaket tebal, kaus tangan/kaki, dan selimut jika mengalami kondisi cuaca dingin pada malam hingga dini hari.

Files

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
2
funny
1
angry
0
sad
1
wow
0